Meski ekonomi hijau dapat menciptakan 15,3 juta pekerjaan baru hingga 2045, tetapi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengakui keahlian para pencari kerja belum memenuhi standar pembangunan rendah karbon.
Tantangan ekonomi hijau tersebut antara lain sumber daya manusia (SDM) yang didominasi lulusan SMP ke bawah. Artinya ada ketidaksesuaian keahlian antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, dan informasi pasar tenaga kerja juga masih belum menjadi intelijen pasar kerja yang baik.
Pekerjaan hijau yang dimaksud beberapa di antaranya adalah inspektor bidang pertanian dan tanaman organik di bidang pertanian, green building specialist di bidang konstruksi, dan green productivity master specialist di bidang manufaktur.
Padahal, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki mengungkapkan dampak dari pengembangan ekonomi hijau dalam upaya mengurangi pengangguran di Indonesia. Artinya peluang peningkatan pekerjaan hijau tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan.
Karenanya, potensi pekerjaan hijau yang begitu besar dan jumlah angkatan kerja yang cukup banyak di Indonesia harus mampu dioptimalkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
“Pembangunan rendah karbon ini sudah diprediksi dapat menciptakan kerja baru di dalam green jobs (pekerjaan hijau) sebesar 15,3 juta sampai tahun 2045. Ini merupakan kesempatan baik bagi kita,” kata Maliki dalam Indonesia’s Green Jobs Conference 2023 di Jakarta, Sabtu (25/11/2023).
Selain itu, lanjut Maliki, pasar kerja Indonesia belum mampu merespons perubahan cepat jenis lapangan kerja, kebutuhan keahlian, struktur pendidikan serta pola budaya kerja, serta industri yang belum menerapkan prinsip berkelanjutan menyebabkan penciptaan lapangan kerja hijau belum tumbuh pesat.
“Peningkatan kapasitas SDM Indonesia sudah selayaknya harus diikuti dengan semangat keberlanjutan di dalam menjaga lingkungan yang lestari,” jelas Maliki.
Oleh karenanya, Bappenas berkomitmen memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan hijau tersebut. Bappenas didukung proyek kerja sama Indonesia dan Jerman dengan program Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED). Kerja sama ini untuk mempromosikan pentingnya mencetak SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Oleh karenanya, Bappenas berkomitmen memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan hijau tersebut. Bappenas didukung proyek kerja sama Indonesia dan Jerman, Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED), mempromosikan pentingnya mencetak SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan pekerjaan hijau di Indonesia melalui proyek ISED diimplementasikan dengan kolaborasi lintas sektor, dengan menyusun definisi pekerjaan hijau dalam konteks lokal, dua Peta Okupasi, Peta Jalan Pengembangan SDM yang Mendukung Pekerjaan Hijau, serta kebijakan yang menjadi pedoman implementasi.
Leave a Reply
Lihat Komentar