Presiden AS Joe Biden kabarnya mulai putus asa dengan Israel. Laporan Politico pada Rabu (2/10/2024) menyebut Biden telah mengakui dirinya tidak mampu memengaruhi perilaku militer negara Zionis tersebut.
Mengutip dua pejabat Gedung Putih, Politico melaporkan bagaimana Biden dan para pembantunya ‘berulang kali frustrasi’ dengan perang Israel di Gaza, terutama dengan banyaknya korban tewas di kalangan warga sipil Palestina.
Laporan itu juga menambahkan bagaimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ‘tak bisa diatur’ dan terus mengabaikan nasihat AS. Bahkan panggilan telepon antara Biden dan Netanyahu semakin berubah menjadi ‘adu mulut’.
“Ketika pengaruhnya terhadap Netanyahu menyusut, kemarahan presiden meningkat,” tulis portal berita AS itu, dikutip Kamis (3/10/2024).
Menurut Politico, dinamika ini mengindikasikan ‘pengakuan’ bahwa Biden mungkin tidak dapat mencegah ‘perang regional’ di Timur Tengah. Hal ini telah memaksa Presiden AS itu untuk puas dengan ‘membatasi respons Israel daripada mencegahnya sepenuhnya’.
Laporan itu keluar sehari setelah Israel melancarkan serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon selatan. Operasi tersebut, yang disertai dengan serangan udara yang gencar, ditujukan untuk menghentikan serangan roket dan mortir lintas batas oleh Hizbullah.
Pada Selasa (1/10/2024) malam, Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel, dengan bersikeras bahwa hal itu merupakan respons terhadap ‘genosida’ di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan tokoh-tokoh senior perlawanan Palestina. Termasuk kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
AS menyuarakan dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri. Tapi di sisi lain, Washington mendesak Tel Aviv untuk menahan diri saat membalas Iran, Hamas, dan Hizbullah.
Biden juga telah menentang seruan dari kelompok pro-Palestina di dalam negeri dan beberapa politisi Partai Demokrat untuk berhenti memasok senjata kepada Israel, bahkan setelah PBB berulang kali menuduh IDF melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil. Sementara itu, upaya AS untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Gaza telah gagal.
Politico awalnya melaporkan AS secara diam-diam menyetujui kampanye militer Israel di Lebanon, meskipun secara terbuka mendesak negara Zionis itu untuk mengupayakan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Namun, dalam laporan lanjutannya pada Rabu, Politico mengeklaim Israel tidak memperingatkan AS sebelumnya tentang ‘rincian’ serangannya, yang kabarnya membuat Gedung Putih murka.