Calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) optimis bisa menggerus angka stunting hingga di bawah 10 persen, dalam tiga tahun. Syaratnya, jika dia terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.
Hal itu disampaikan Prabowo menanggapi pertanyaan panelis dalam acara Dialog Publik yang diselenggarakan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
“Jadi memang oke. Mungkin 2024 tidak bisa turun ke 14 persen (target stunting) karena kita belum tahu. Tapi saya yakin kalau saya diberi mandat, tiga tahun setelah menjabat, saya percaya stunting akan di bawah 10 persen,” ujar Prabowo dipantau melalui akun YouTube tvMu Channel, Jumat (24/11/2023).
Lagi-lagi, Prabowo optimistis bersama pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, mampu menggerus angka tunting hingga menjadi 0 persen dalam 5 tahun. Pemerintah akan mengintervensi langsung program penurunan stunting ke lapangan. “Stunting itu akibat dari kemiskinan. Dan, kita akan memberi intervensi gizi langsung ke anak, juga ibunya,” imbuhnya.
Kata Prabowo, hal itu selaras dengan program makan siang dan susu gratis kepada seluruh siswa sekolah di Indonesia. Pada dasarnya, program tersebut bertujuan untuk mencegah stunting di Indonesia.
“Saya dikasih tahu, ada satu eksperimen dari suatu kelompok. Ia memberi telur kepada anak sekolah, dua kali seminggu, dalam lima hari sekolah. Dalam empat hingga lima bulan, nilai sekolahnya tambah hanya dengan telur. Apalagi kita kasih setiap hari telur, ditambah susu juga,” jelas Prabowo.
“Sehingga kalau kita lihat banyak pengalaman negara lain, makan siang di sekolah inilah salah satu cara meratakan keadilan sosial dan menyiapkan sumber daya manusia ke depan,” imbuh Prabowo.
Hari-hari ini, para capres punya concern yang sama terkait stunting. Wajarlah, tingkat prevalensi stunting di tanah air, masih tergolong tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting pada 2022, mencapai 21,6 persen.Turun dibandingkan 2021 yang mencapai 24,4 persen.
Berdasarkan standar WHO terkait prevalensi stunting, angka Indonesia seharusnya kurang dari 20 persen. Sementara target 2024 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia, prevalensi stunting bisa susut 7,6 persen menjadi 14 persen. Namun itu bukan pekerjaan mudah.
Leave a Reply
Lihat Komentar