Wasekjen Partai Bulan Bintang (PBB) sekaligus Jubir TKN Prabowo-Gibran, Solihin Pure merespons tuduhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut lembaga survei bisa dibeli dan diintervensi.
Ia pun menyinggung raihan moncer partai banteng moncong putih di sejumlah hasil survei, senantiasa menduduki puncak mengalahkan elektabilitas partai-partai politik lainnya.
Solihin kembali mempertanyakan apakah raihan baik itu juga merupakan hasil bayaran atau intervensi dari PDIP. “Apakah Mas Hasto bayar kepada seluruh lembaga survei itu? Kan tidak juga begitu tentunya kan,” ujarnya kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Menurutnya tuduhan itu dilontarkan sebagai bentuk Hasto yang tak bisa menerima kenyataan bahwa memang jagoannya, Ganjar Pranowo mulai dipandang negatif oleh publik karena kerap menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Tapi kalau memenangkan calon lain ya maka lembaga surveinya dituding yang aneh-aneh, kan lucu,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengaku tidak terlalu percaya dengan hasil survei. Menurutnya, lembaga-lembaga survei yang banyak merilis hasil elektabilitas pasangan capres dan cawapres dapat diintervensi, bahkan dibeli.
“Itu survei dipakai sebagai bandwagon effect, survei sebagai alat pemenangan. Kalau mau survei diintervensi dulu,” kata Hasto usai menghadiri Rapat Konsolidasi PDIP, Denpasar, Bali, Rabu (22/11/2023).
Ia pun menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres-cawapres. Dia bilang jika putusan lembaga tinggi saja bisa diintervensi, apalagi hasil survei. Hasto menegaskan, tentu jauh lebih mudah untuk mengintervensi lembaga survei. “Caranya mudah, di lokasi mana sampel akan diambil, lalu dibagi sembako dan beras,” tutur dia.
Tak hanya menyebut lembaga survei bisa dibeli, Hasto juga menyinggung nama pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seakan ia secara tidak langsung menuduh bahwa pasangan ini sudah membayar sejumlah lembaga survei. “Itu sudah ada beras bergambar Pak Prabowo dan Mas Gibran,” jelasnya.
Diketahui, PDIP kerap merajai survei. Terbaru, lembaga survei Polling Institute merilis survei terkait elektabilitas partai politik (parpol) menjelang Pemilu 2024. PDIP unggul dengan 21 persen, disusul oleh Partai Gerindra, Golkar, serta partai lainnya.
Survei ini dirilis pada Kamis (23/11/2023). Di belakang PDIP, ada Gerindra dengan elektabilitas 18,6 persen dan Golkar 8,9 persen. Ada tiga partai yang mendapatkan elektabilitas serupa.
Sebelumnya, Indonesia Political Opinion (IPO) juga merilis hasil surveinya. Hasilnya, PDIP menjadi partai dengan raihan tertinggi, elektabilitasnya sebesa 23,8 persen.
Torehan moncer juga dilaporkan oleh Ide Cipta Research dan Consulting (ICRC). Dalam survei yang digelar pada 12-16 November dengan melibatkan 1,230 reponden, PDIP meraih 24,2 persen.
Leave a Reply
Lihat Komentar